strategi yang di gunakan dalam persaingan giant dan twon squere

PERBANDINGAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE EVA, ROA, DAN PENGARUHNYA TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERGABUNG DALAM INDEKS LQ45 DI BURSA EFEK JAKARTA

Serpong Town Square atau yang lebih dikenal dengan Setos, sekarang ini mengalami hal yang menyedihkan. Di awal pembukaannya, Setos mempunyai Anchor Tenant seperti Giant Hypermarket, Electronic Solution.

Tapi hal ini tidak berlangsung lama. Satu persatu tenant utama itu menutup outletnya di Setos lantaran sepi pengunjung. Meskipun konon keduanya tidak mengeluarkan uang sewa untuk kehadirannya di Setos.

Setos dijuluki Mall kuburan lantaran sepinya pengunjung. Apakah hal ini lantaran kalah bersaing dengan Carrefour Cikokol yang terletak tidak jauh dari sana? Tidak lama setelah Carrefour Cikokol hadir, Alfa Cikokol yang merupakan cabang terbesar Alfa pun tutup, dan akhirnya Alfa nya sendiri malah dibeli Carrefour.

Faktor lain, adalah tingkat persaingan yang semakin tinggi di sekitar kawasan itu. Jika kita perhatikan mulai dari pintu tol Tangerang hingga Serpong, sudah berdiri beberapa tempat belanja. Mulai dari WTC Matahari dengan Hypermart, Summarecon Mal Serpong dengan Fresh Marketnya, Makro, Giant, dst.

Selain itu, konon sepinya pengunjung Setos lantaran tidak ada Angkot yang ngetem di sekitar kawasan itu. Sebelumnya daerah yang dikenal sebagai tempat ngetemnya Angkot nyari penumpang. Dan situasi itu sekarang sudah tidak ada lagi.

Perlu usaha keras untuk menarik pengunjung ke Setos. Persaingan yang keras diantara pusat perbelanjaan yang lain, daya beli masyarakat yang masih diragukan terutama di daerah Tangerang dan sekitarnya, dan kombinasi tenant di Mall itu sendiri.

Dengan dibukanya kembali Giant di Setos, sebenarnya pertanda bahwa pengelola Setos pun berbuat sesuatu, meskipun hasilnya masih dapat dipertanyakan di kemudian hari. Kita tunggu saja.

No comments:

Post a Comment